Pages

Selasa, 10 Juni 2014

Rakyat dan Tuhan, Dimana Suaranya? (Catatan Buat In-demokratis)



Rakyat dan Tuhan, Dimana Suaranya?
(Catatan Buat In-demokratis)
Oleh: La Arcan
(Ketua Umum HMI- MPO  Komisariat Bulan Sabit,Kota Kendari)

102_2962.JPG
Pada umumnya, masyarakat Indonesia telah menggunakan  istilah suara rakyat suara tuhan sehingga  istilah ini menjdi familiar  dikalangan masyarakat secara luas. Istilahnya dalam bahasa latin “vox populi vox dei yang artinya suara rakyat adalah suara tuhan. Suara rakyatlah yang menentukan pesta perpolitikan  bangsa ini.
Olehnya itu tindakan dan keputusan hakim harus mencerminkan keadilan demi terwujudnya masyarakat aman dan sejahtera. Sikap dan tindakan inilah yang merupakan represintasi daripada suara tuhan. Agar kemudian keputusan hakim bisa mendekati dan bahkan sama dengan keadilan yang sesungguhnya. Kemudian para pengadil itu harus mereka paham akan suara rakyat. Paling tidak, keputusan hakim ini harus mendekati kehendak dan suara masyarakat banyak.
Dalam konteks inilah suara rakyat dianggap sebaga penyampai kehendak illahi. Pengadil yang membawa aspirasi masyarakat luas harus bernuansa adil, objektif,  dan berpihak kepada kebutuhan dan harapan masyrakat banyak.
Pada saat ini, istilah suara rakyat adalah suara tuhan lebih menempel kepanggung politik. Kehendak suara rakyat mayoritas akan sangat menentukan proses politik atau Pemilu. Maka tidak ada kekuatan lain yang secara moral bisa membendungnya.
Alasan inilah sehingga proses politik  bangsa ini yang notabenenya melibatkan seluruh masyarakat secara langsung dianggap sebagai sesuatu yang ideal. Jika proses atau keputusan politik itu disampaikan kepada perwakilan yang sering kali bersifat transaksional pragmatis maka itu dianggap tak sesuai dengan kehendak rakyat apalagi suara tuhan. Karena akan melahirkan perwakilan rakyat yang serba berpikir untung rugi. Artinya, ia hanya menuntut keseimbangan antara “apa yang dikeluarkan” dan “apa yang dihasilkan” . hasilnya aspirasi rakyatpun diabaikan, semua (biasanya) sibuk membincang agenda proyek yang berbuntut pada keuntungan pribadi. Bukan aspirasi yang di kedepankan, apalagi melahirkan amandemen Undang – Undang (UU) yang berpihak.
Transendensi politik pun hanya berkutat pada lingkaran janji dan slogan – slogan kompanye. Mana ada suara tuhan itu? Yang ada hanya bisik lirih syahwat kekuasaan. Pelan tapi pasti menguras waktu lima tahun. Bayangkan berapa APBN yang terbuang habis untuk wakil rakyat yang lupa diri itu. Benarlah apa yang diucapkan Sigmund Freud dalam psikoanalisanya,salah satu hal yang digilai manusia adalah berburu kekuasaan.
Sejatinya trias politica sebagaimana struktur demokratis kekuasaan adalah melayani rakyat sebagai demos dalam negara. Ketergantungan (depedensi) kuasa politik untuk keuntungan bukan demokrasi tapi tirani.
Disinilah letaknya kita butuh transfusi darah segar, meminjam istilah Murtadha Muthahari. Yakni wakil rakyat yang cerdas secara gagasan dan profesioanal dalam sikap. Hanya ini obatnya yang mengatasi demokrasi yang kurang stamina. Inilah suara tuhan dalam demokrasi, yang tidak menepati adalah munafikun.  
            Saya percaya bahwa demokrasi murapakan solusi bagi bangsa indonesia yang dimana demokrasi tidak bertentangan dengan ajaran islam. Karena substansi dari demokrasi itu sendiri adalah suara dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sehingga dengan musyawarahlah melahirkan pemimpin akuntabel, dan bertanggung jawab. 
            Saya melihat bahwa metode demokrasi sekarang ini terlalu berneko – neko, dan tidak konsisten. Kemudian dari jumlah partai sudah begitu banyak sehingga dengan banyaknya partai hanya akan menguras uang negara. Saya pikir di Indonesia tidak usah terlalu banyak partai, cukuplah 2 (dua) atau 3 (tiga) partai. Dengan sedikitnya partai, itu lebih elegan dan efesien untuk memanage sistem pemerintahan di Indonesia. Tidak membuang – buang waktu dan juga tidak membuang – buang uang. Dengan sedikitnya  partai akan melahirkan pemimpin atau wakil rakyat yang ideal sehingga negara indonesia akan menjadi negara maju, mandiri, dan aman sentosa.
Demokrasi yang dipraktekan dewasa ini belum menyentuh keinginan masyarakat banyak, juga belum terlalu ideal bahkan jauh dari panggang. Tetapi dengan penyerdehanaan partai politik tentunya akan melahirkan partai politik yang bersih dan mau bekerja sama untuk kemudian berpihak kepada masyarakat banyak, bukan memperjuangkan kepentingan kelompok apalagi pribadi. Kita melihat di negara – negara yang sudah maju. Seperti Amerika, Cina, Inggris, dan Australia.
Indonesia sudah mengalami tiga transisi politik pemerintahan kepemimpinan dari Orde Lama (ORLA), Orde Baru (ORBA), dan Reformasi. Dan belum menyentuh keinginan masyarakat, semuai itu disebabkan carut – marutnya sistem pemerintahan yang tidak elok, dan demokrasi yang tidak sehat sehingga masyarakat yang menjadi tameng dari kaum elit yakni mereka – mereka yang duduk di kursi emas. Ironisnya mereka raja – raja yang mementingkan pribadi, keluarga, dan kelompoknya. Dan masyarakat di abaikan, ibarat ayam kehilangan induknya.
Sekarang ini, kita dihadapkan dengan jaman reformasi. Dimana jaman global ini menuntut kita untuk kemudian kita rumuskan secara gampang untuk kemudian menurunkan ideologi pancasila dari tataran pemikiran, doktriner, dan pandangan hidup, sehingga menjadi realitas nyata dalam berbangsa dan bernegara. Dan marilah kita kembalikan negara indonesia kepada 5 (lima) sila pancasila yang dimana saya melihat bahwa lima sila sangat cocok untuk dijadikan sebagai acuan, referensi, dan pedoman sebagai warga negara indonesia.
Kita kembali merefleksi kepemimpinan nabi Saw. Yang dimana beliau memimpin masyarakat sebagai rasul dan pemimpin negara. Nabi Muhammad Saw menunjukan dan memperlihatkan musyawarah yang baik kepada sahabatnya untuk menentukan strategi peperangan yang akan dihadapi. Demikian juga setelah nabi Muhammad Saw, wafat, kita juga di beri contoh tentang pelaksanaan penentuan pengganti Nabi yang dilakukan melalui musyawarah. Sebagai warga negara indonesia, seharusnya kita berdemokrasi dengan benar sesuai dengan amanah UUD 1945. 
Saya melihat bahwa demokrasi merupakan buatan manusia sehingga demokrasi kotemporer ini pincang bahkan saya bisa katakan bahwa demokrasi tidak sempurna. Namun bolong – bolong demokrasi itu, justru dapat diisi dengan pandangan, wawasan, dan nilai – nilai agama, maka demokrasi harus berhenti. Itulah menurut pemahaman saya mengenai demokrasi sesuai Al-Quran.


Jumat, 06 Juni 2014

Kepastian Bukan Fiktif

Kepastian Bukan Fiktif
Oleh : La Arcan
Ketua Umum HMI Komisariat Bulan Sabit Kendari

Aku gelisah dengan ketidak pastian hidup. Sungguh dalam hidup penuh dengan fatamorgana. Aku ingin mengejar ketidak pastian itu agar menjadi sebuah kenyataan. Tapi aku bingung aku harus bagaimana. Aku belajar merubah diri menuju pribadi amanah dan prokfetik. Tapi kesempatan untuk aku capai semua itu sedikit sekali bahkan tidak ada. Apakah aku harus diam dan apatis dengan keadaanku sekarang ini. Tapi itu bukan solusi bagi orang yang berpikir. Aku berpikir kadang disalahkan.  Aku ingin menjadi orang aneh di dunia ini tapi aku takut jangan sampai mayoritas dan minoritas orang menjastis bahwa saya gila.  Aku bingung, aku harus bagaimana. Tapi mulai sekarang saya harus mendesain diri menuju pribadi yang tangguh dan mandiri demi terwujudnya tatanan masyarakat yang di ridhoi oleh Allah SWT. Setelah ku menimbang dan memutuskan bahwa yang tertanam dalam diri saya adalah kita yang memanajemant dan mengatur hidup ini bukan hidup yang mengatur kita. Kitalah yang menciptkan keadaan bukan keadaan yang menciptkan kita. Maka dari itu kitalah yang melahirkan segala rumus kehidupan. Dan insya Allah kitalah yang bisa menundukan bumi beserta isinya. Itu semua disebabkan karena manusia dibekali akal pikiran. Jangan berpikiran lain-lain jangan sampai salah sasaran. Kasihan donk, aku temanmu jadi sasarannya. Jangan bungkam dan pasrah dengan keadaan karena kita-kitalah yang menegakan panji - panji kemanusian. Biarkan orang lain menilainya seperti apa. Tetap konsisten dan komitmen dengan perjuangan kesempurnaan diri. Yakinlah apa yang kita kerjakan bisa tercapai. Karena saya yakin dan percaya dengan firman Allah SWT yang artinya Siapa yang bersungguh-sungguh  niscaya dia akan mendapatkannya. Afwan

Politik Untuk Demokrasi Yang Sehat

Politik Untuk Demokrasi Yang Sehat
Oleh: La Arcan
Ketu Umum HMI Komisariat Bulan Sabit Kendari

Pada umumnya, masyarakat Indonesia telah menggunakan  istilah suara rakyat suara tuhan sehingga  istilah ini menjdi familiar  dikalangan masyarakat secara luas. Istilahnya dalam bahasa latin “vox populi vox dei”  yang artinya suara rakyat adalah suara tuhan. Suara rakyatlah yang menentukan pesta perpolitikan  bangsa ini.
Olehnya itu tindakan dan keputusan hakim harus mencerminkan keadilan demi terwujudnya masyarakat aman dan sejahtera. Sikap dan tindakan inilah yang merupakan represintasi daripada suara tuhan. Agar kemudian keputusan hakim bisa mendekati dan bahkan sama dengan keadilan yang sesungguhnya. Kemudian para pengadil itu harus mereka paham akan suara rakyat. Paling tidak, keputusan hakim ini harus mendekati kehendak dan suara masyarakat banyak.
Dalam konteks inilah suara rakyat dianggap sebaga penyampai kehendak illahi. Pengadil yang membawa aspirasi masyarakat luas harus bernuansa adil, objektif,  dan berpihak kepada kebutuhan dan harapan masyrakat banyak.
Pada saat ini, istilah suara rakyat adalah suara tuhan lebih menempel kepanggung politik. Kehendak suara rakyat mayoritas akan sangat menentukan proses politik atau Pemilu. Maka tidak ada kekuatan lain yang secara moral bisa membendungnya.
Alasan inilah sehingga proses politik  bangsa ini yang notabenenya melibatkan seluruh masyarakat secara langsung dianggap sebagai sesuatu yang ideal. Jika proses atau keputusan politik itu disampaikan kepada perwakilan yang sering kali bersifat transaksional pragmatis maka itu dianggap tak sesuai dengan kehendak rakyat apalagi suara tuhan. Karena akan melahirkan perwakilan rakyat yang serba berpikir untung rugi. Artinya, ia hanya menuntut keseimbangan antara “apa yang dikeluarkan” dan “apa yang dihasilkan” . hasilnya aspirasi rakyatpun diabaikan, semua (biasanya) sibuk membincang agenda proyek yang berbuntut pada keuntungan pribadi. Bukan aspirasi yang di kedepankan, apalagi melahirkan amandemen Undang – Undang (UU) yang berpihak.
Transendensi politik pun hanya berkutat pada lingkaran janji dan slogan – slogan kompanye. Mana ada suara tuhan itu? Yang ada hanya bisik lirih syahwat kekuasaan. Pelan tapi pasti menguras waktu lima tahun. Bayangkan berapa APBN yang terbuang habis untuk wakil rakyat yang lupa diri itu. Benarlah apa yang diucapkan Sigmund Freud dalam psikoanalisanya,salah satu hal yang digilai manusia adalah berburu kekuasaan.
Sejatinya trias politica sebagaimana struktur demokratis kekuasaan adalah melayani rakyat sebagai demos dalam negara. Ketergantungan (depedensi) kuasa politik untuk keuntungan bukan demokrasi tapi tirani.
Disinilah letaknya kita butuh transfusi darah segar, meminjam istilah Murtadha Muthahari. Yakni wakil rakyat yang cerdas secara gagasan dan profesioanal dalam sikap. Hanya ini obatnya yang mengatasi demokrasi yang kurang stamina. Inilah suara tuhan dalam demokrasi, yang tidak menepati adalah munafikun.

Hukum Sebagai Solusi


 Hukum Sebagai Solusi 
Oleh: La Arcan
Ketua Umum HMI Komisariat Bulan Sabit
Di dunia ini banyak orang yang memuja dan mendewa-dewakan uang, bahkan mereka mengatakan bahwa uang itu segala-galanya, dan kemudian mereka mengatakan bahwa uang itu adalah tuhannya. Karena yang bisa membuat mereka hidup adalah uang dan uang. Jika mereka terkena suatu maslh atau kendala mereka gunakan uang untuk mengatasinya. Suap-sogok merupakan rutinitas mereka untuk melancarkan urusannya. Apa yang tidak mereka beli? Polisi, jaksa, hakim...? Sudah terbukti banyak yg terjerat oleh belitan suap uang. Maka dari itu saya meneriakan Hukum positif adalah lawannya. Siapa yang salah di situlah hukum akan berlaku dan dimanakah hukum akan berlaku, tentunya hukum akan berlaku kepada subjek hukum yakni pemerintah dan rakyat. itu Mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar. siapapun dia, kaya, miskin lawannya adalah hukum.
Saya harap kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menangani kasus yang tidk sesuai lagi dengan amanah UUD 1945 ini, supaya menjadi efek jerah terhadap lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. saya yakin dan percaya Pemerintah kita adalah pemerintah yang amanah dan konsisten dengan janji jabatannya. Jadi tidak mungkin mereka melakukan tindakan yang sangat merendahkan martabat kemanusiaan, terutama bagi penyuap dan si penerima suap. Karena mereka adalah lembaga terhormat dinegeri ini. Tetapi ini semua dilakukan oleh orang - orang yang tidak bertanggung jawab dan buta mata hatinya sehingga hukum negara kita ini lemah. Suap-menyuap yang dilakukan oleh personal atau bersama- sama dengan penggelapan dana publik bisa disebut sebagai inti atau bentuk dasar dari tindak pidana korupsi. Korupsi sendiri secara universal diartikan sebagai bejat moral, perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh manusia. Jadi suap - menyuap merupakan Kriminalisasi terhadap tindak pidana korupsi, dan ini mempunyai alasan yang sangat kuat sebab kejahatan tersebut tidak lagi dipandang sebagai kejahatan konvensional, melainkan sebagai kejahatan luar biasa, karena karakter korupsi yang sangat kriminogin dapat menjadi sumber kejahatan lain dan viktimogin secara potensial dapat merugikan pelbagai dimensi kepentingan. dan saya minta kepada Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah diamanatkan oleh UU untk mengadili dan memutuskan kongkalingkong atau perselisihan tentang hasil pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Buton.
Misalkan Di dalam pasal 29 ayat 2: yang berbunyi; selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Mahkamah konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa presiden/wakil presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa penghianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela, dan atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wakil presiden. Dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah beberapa kali berusaha untuk mengakselerasi pemberantasan tindak pidana korupsi, terakhir baru-baru ini dikeluarkan instruksi berupa delapan prioritas dalam upaya pemberantasan korupsi, yang akan dimulai dari audit di lingkungan Kantor Presiden dan Wakil Presiden. jadi yang menjadi komentar saya, KPK harus betul - betul mempresus masalah ini. Karena saya anggap kasus ini merupakan kasus telah melanggar pasal 5 ayat 1 huruf b UU. No. 31 tahun 1999 jo. UU NO.20 tahun 2001: Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,- dan paling banyak Rp 250.000.000,- . dan juga kasus ini saya anggap telah menodai pasal 2 UU No. 31 tahun 1990 jo. UU No. 20 Tahun 2001:n 1. setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun  dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,- dan paling banyak Rp 1.000.000.000,-. 2. Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Jadi apa yang dilakukan oleh Akil Mochtar, Bupati Buton Umar Samiun dan Ketua KPU La Rusuli harus di adali sesui dengan hukum nasional. Karena negara kita adalah negara hukum. Hukum tidak bisa dibeli, yang salah tetap salah, yang benar tetap benar. kebenaran milik orang yang benar, kesalahan milik orang yang salah. Sebaik-baik orang adalah orang yang benar berbuat, sehingga perbuatannya bisa mendapatkan ridho Allah SWT. Bukan segala-galanya butuh uang sehingga meniadakan hukum. tetapi hukum segala-galanya sehingga mendatangkan uang.

Belajar Untuk Mendahului


Belajar Untuk Mendahului          
Oleh: La Arcan
Ketua Umum HMI Komisariat Bulan Sabit Kendari

Aku ingin belajar untuk mencintai, tapi kadang aku tidak bisa memahami substansi cinta itu. Apa cinta tidak perlu dipahami. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, ku harus bagaimana. Ku ingin dalam hidup saya penuh dengan cinta, tapi kadang tidak sepenuhnya aku bisa memberi pemahaman kepada orang lain, apa aku harus diam. kayaknya tidak, aku harus belajar mencintai supaya aku dicintai, tapi bukan tujuan hati untuk dicintai tapi yang menjadi tujuan hidup saya adalah mencintai, biar orang bilang apa asal hidup ini indah. Keindahan hidup bukan di ukur dari orang tetapi keindahan diri dan hidup diukur dari termotifasinya diri sehingga diri menuju kealam yang lebih sempurna. Tapi kadang aku berpikir tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Tapi kemudian apa salahnya aku harus menjadi yang terbaik bagi manusia lainnya. Mungkin hanya level ini yang bisa aku harus kejar dan kejar. Karena aku hanya manusia biasa yang diciptakan dan dilahirkan untuk manusia lain. tapi kadang aku berpikir sementara orang lain kemungkinan belum dia pikirkan . Apakah saya orang aneh. Agaknya bukan ya, bagi saya yang sering dijuluki orang aneh. Saya bungkam seribu bahasa terhadap vonis itu, tapi biarlah hanya tuhanlah yang tahu semua itu. Apa saya ditakdirikan untuk kemudian menjadi orang aneh, mungkin bagi saya sebagai orang aneh akan menjawab tidak. dengan keanehan ini aku ingin menjadi manusia yang luar biasa daripada manusia luar biasa atau manusia biasa. Salahkah aku kalau aku menjadi manusia yang luar biasa. jawabannya adalah tidak. saya mengutip firman Allah SWT dalam Al-Quran yang artinya: Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang bisa merubah nasibnya itu. (Surah Ar-Ra'ad ayat:11). Kalau memang seperti itu saya harus belajar dan belajar untuk kemudian aku bisa memahami dan mengetahui fungsi saya sebagai khalifah dipermukaan bumi yang penuh dengan fatarmogana ini. Aku ingin melupakan semua yang notabenenya akan menghancurkan keislaman saya sebagai umat islam. tapi itu hanya sekedar kata-kata. ku belajar untuk mengaktualisasikan apa yang menjadi keinginan saya yang barbaur islam. memang gampan-gampang sulit. tapi apasalahnya aku belajar merubah diri menju kesempurnaan yang hakiki. Aku selau berdoa kepada Allah SWT untuk menjadi yang terbaik dalam hidup ini sehingga akan terbentuk profetik diri, manusia (masyarakat), Alam, dan kemudian akan terbinanya ridho Allah SWT sebagai represintasi kita khalilfah dipermukaan bumi ini.
Mendahului memang lebih baik dari pada,didahului, karena dalam hidup ini penuh dengan tingkat kompetensi, siapa cepat maka dia yang dapat. tetapi bukan cepat yg yang tidak tepat melainkan cepat, tepat terus kemudian dapat. memang dalam hdup ini, kita tidak berkepentingan untuk mendahului orang lain, akan tetapi kita sendiri juga yang harus menyadari bahwa hidup ini harus lebih tanggap dan cepat dalam hal meraih kesempatan dan peluang keberhasilan dan kemengan hidup, sebab, jika kita hanya berdiam diri, tidak cepat - cepat menangkap kesempatan itu, maka jangan salah jika orng lainlah yang justru kemudian mengambilnya. Makanya, mendahului lebih baik daripada nantinya kita sendiri yang kecewa lantaran didahului oleh orang lain. janganlah hanya mendahului, tetapi kita juga harus bisa untuk melampaui diri kita sendri, yakni dngn tetap mempertahankan apa yang kita yakini dgn tetap memosisikan diri kita pada posisi yang tegas dan selalu mau berusaha melalui pikiran - pikiran yg positif. Bahkan, jika perlu kita mencetak sejarah dengan cara membuat dan memcahkan rekor kita sendiri, sehingga kita dpt melampaui hari kemarin dgn hari ini. Lebih cept lebih baik, lanjutkan karena kita YAKUSA, bahwa kita adlah orang-orang yang memliki kepedulian tinggi terhadap diri kita sendiri dan perubahan-perubahan yang signifikan.
"Urusan kita dalam kehidupan ini bukanlah untuk mendahului orang lain , tetapi untuk melampaui diri kita sendiri, untuk memecahkan rekor kita sendri, dan untuk melampaui hari kemarin dgn hari ini" (La Arcan )

Berpikir Untuk Meraih Diri


Berpikir Untuk Meraih Diri
Oleh: La Arcan
Ketua Umum HMI Komisariat Bulan Sabit Kendari

Manusia itu berpikir. Manusia tapi bukan manusia. Kalau memang manusia berguna pasti memiliki kesungguhan dalam hidupnya. Kesungguhan akan melahirkan keyakinan. Keyakinan akan melahirkan keberanian dan keberanian akan melahirkan pikiran-pikiran positif dan semua itu tak ubahnya mata rantai yang saling terkait, saling berputar, dan saling memberikan dukungan diantara satu dengan yag lainnya. Orang yang sungguh – sungguh akan tampak dari upayanya, mereka juga akan menggerakan seluruh sumber dan daya kekuatan yag dimiliki untuk mencpai tjuan mereka. Kesungguhan merupakan kunci sekaligus weapon ampuh utk mengalahkan pikiran-pikiran yang membelenggu. Tampa kesungguhan seseorang tidak akan mampu mendobrak tembok penghalang yang membasi tercapainya harapan dan impian yang diidam-idamkan. Ternyata saya, kamu, dan mereka itu adalah manusia.
Aku sering berpikir dan merunung akan diri ini, kadang aku punya animo untuk kemudian aku punya prestasi hakiki, tapi kadang saya takut jangan sampai prestasi itulah yang akan kudewa-dewakan. Karena prestasi hakiki bukanlah harta yang melimpah, bukan kedudukan yang tinggi, jabatan yang mentereng, kekuasaan yang besar, atau berbagai atribut duniawi lainnya. Semua itu ujian dan cobaan. Tapi saya ingin mencoba untuk kemudian prestasi itu saya bisa gapai asalkan semua itu bisa mendatangkan kemaslahatan saya, keluarga, masyarakat umum, tuhan dan negara yang aku cintai. Selagi itu tidak melenceng dari ajaran islam.
Siapa yang berani dialah yang dapat, siapa yang dapat dialah yang beruntung, siapa yang beruntung pasti dia akan mendapat pujian dari manusia yang lain sebagai manusia yang tahu eksistensi akan dirinya dinegeri ini. kata orang siapa yang bekerja pasti dia akan dapat, dan siapa yang tidak bekerja maka dia tidak dapat apa-apa. selapuk - lapuk kayu masih bisa digunakan tetapi seburuk - buruk/jelek-jelek orang tidak bisa digunakan dan dipercaya. Dan bahkan dia akan menjadi sampah masyarakat, yang dimana sampah ini tidak bisa di daur ulang. Oleh karena itu marilah kita menjadi yang terbaik di mata masyarakat dan negara. Karena kita bisa maju dan terkenal karena keintesifan kita dalam memahami akan keberadaan kita sebagai pejuang dan pemerhati masyarakat di negeri ini.
Ketahuilah bahwa apa yang kita lakukan selama ini sering disibut salah dan benar, mau jadi orang yang slah gampang tinggal meniadakan kebenaran hakiki, tapi saya sarankan kemajuan diri berawal dari diri kita dan kemauan kita untuk kemudian mencapai manusia yang mujur. Sekali lagi saya tekankan bahwa berpikir bukan dari orang lain tapi lagi-lagi dimulai dari diri sendiri dan jangan selalu termenung dgan keberhasilan orang lain. Anda tidak akan pernah mencapai sebuah kemajuan jika hanya memikirkan kemajuan orang lain. berhentilah memikirkan kemajuan orang lain dan berbuatlah yang terbaik agar kemudian usaha anda maju. Bisnis anda akan bangkrut jika anda memikirkan bisnis orang lain. saya ulangi lagi, jangan memikirkan kemajuan org lain, karena justru akan membuat diri anda hanya ingin maju toh, tampa tindakan yang nyata, tetapi belajrlah dan mengambil sisi baiknya dari kemajuan orang lain dan kemudian lakukanlah langkah-langkah jitu untuk bisa menyamainya, selain itu, berbuatlah yang terbaik menurut usaha yang hakiki untuk kemudian usaha anda terus mengalami kemajuan. Jangan pernah negative thinking terhadap orang lain, karena anda tidak akan pernah maju jika anda menghabiskan banyak waktu anda hanya untuk memikirkan kemajuan orang lain. Knpa harus memikirkan kemajuan orang lain, jika berpotensi untuk menciptakan kemajuan dengan menggunakan pikiran - pikiran kamu sendri. maka dari itu saya sampaikan, berpikirlah untuk progres dan maju, daripada anda musti repot dan pusing mengurusi kemajuan org lain yang belum tentu memberikan apa-apa, kecuali anda sendiri yang mengambil manfaat dan pelajaran darinya. sekali lagi, berpikir positiflah selagi umur masih dikandung badan dan berusahalah selagi ada kesempatan untuk mencapai itu, jangalah berpikir negative karena berpikir negative hanya akan mencelakakan kamu, keluargamu, masyarakatmu, dan bangsamu. Remember it. Okay.